menngambil dari buku Asyiknya Berpikirann Positif, hehe
Adalah D.norman, penulis dan orator terkenal di dunia yang menulis buku Kekuatan Pikiran Positif pada tahun 1952 yang terjual dua puluh juta eksemplar dalam 46 bahasa *kereeen
Dia berkata, "suatu hari ada orang menghubungiku lewat telepon. tanpa basa- basi ia menyatakan ingin bunuh diri. ia telah mantap mengambil keputusan itu. aku lantas berkata padanya, 'aku merasa sedih mendengar kau bicara seperti itu, apakah engkau menghubungi aku untuk menyampaikan sesuatu padaku?'
ia berkata, ' aku berharap anda mengatakan sesuatu sebelum aku bunuh diri.'
aku berkata padanya,'kapan kau akan bunuh diri?, apakah kau harus melakukannya hari ini?'
'aku tidak akan melakukannya esok hari'
'kalau begitu naiklah pertama untuk datang kepadaku. kita akan membicarakan masalah yang kau hadapi. apapun yang terjadi, kau boleh melakukan bunuh diri dengan cara yang ingin kau lakukan di negaramu.'
ia lantas menemuiku di kantor dan ia duduk di depanku sambil meletakkan kepala di atas kedua tangannya.
ia berkata 'aku sangat putus asa dan menderita. aku telah kehilangan segala sesuatu yang kumiliki. aku berada pada titik terendah , aku berada dalam kegelapan yang pekat, tidak secercah cahayapun dapat menerangi akal, hati dan langkahku.'
kondisi orang itu benar benar menyedihkan dan mengandung rasa iba. aku lantas berkata padanya, 'engkau
mengatakan bahwa kau telah kehilangan segala sesuatu, benarkah begitu?'
ia menjawab, 'benar, Tuan. segala sesuatu.'
aku segera mengambil kertas putih dan menyobeknya menjadi dua bagian. pada bagian pertama aku tuliskan 'segala sesuatu yang hilang darinya' dan pada bagian kedua aku tuliskan 'segala sesuatu yang tidak hilang darinya'.
aku berkata kepadanya ,' aku akan mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu. apakah istrimu meninggalkanmu secara tiba-tiba?'
ia menjawab keras, 'siapa yang mengatakan itu. istriku sangat mencintaiku. sekarang aku meninggalkannya di rumah'
aku berkata,' itu baik . kita akan masukkan itu ke dalam daftar kedua(segala sesuatu yang tidak hilang darinya).'
aku bertanya lagi,' apakah anak-anakmu masuk ke penjara karena narkoba atau melakukan tindakan kriminal?'
ia menjawab pertanyaanku dengan kasar, ' apa yang kau maksud dengan pertanyaan itu. semua anak-anakku lulusan universitas dan mereka di berbagai perusahaan.'
aku berkata,'baik kita letakkan ini pada daftar yang ke dua. anak-anakmu ada di sisimu dan tidak dipenjara.'
selanjutnya aku tanyakan, ' apakah kau mengidap penyakit yang membuatmu tidak enak makan hingga mempengaruhi bafsu makanmu dan kejiwaanmu?'
laki-laki itu tertawa san berkata, ' aku mempelajari segala macam kegelisahan dan tekanan jiwa. aku memiliki nafsu makan yang baik dan aku dapat memakan apa saja'
aku terus mengajukan pertanyaan kepadanya dan selalu memberikan jawaban yang membuat daftar kedua tersebut penuh terisi, semenntara aku tidak menulis apapun di daftar pertama.
aku berkata,' jika aku bertanya padamu tentang Allah, apakah kau akan tuliskan naman-Nya dalam daftar pertama atau kedua?'
ia menjawab, ' pasti, dalam daftar yang kedua!'
aku berkata lagi, ' apa yang anda maksud dengan ucapan bahwa kau ingin bunuh diri karena telah kehilangan segala sesuatu.'
ia berpikir sejenak sambil memandang kertas tersebut, kemudian berkata, 'tapi aku tidak berfikir tentang segalanya seperti ini. aku terlanjur menyakini bahwa aku telah kehilangan sesuatu'
aku berkata,' akan aku tuliskan satu kalimat dalam dalam daftar pertama karena kalimat itulah yang menyebabkanmu kehilangan segala sesuatu.'
maka aku menuliskan di bagian atas, qanaah dan percaya.,'kau telah kehilangan rasa percaya pada segala sesuatu yang kau miliki dan orang-orang di sekitarmu. dibalik itu semua kau telah berburuk sangka kepada Allah. dan yang kau butuhkan saat ini adalah memindahkan kalimat dari daftar pertama ke daftar keduaagar kau menyadari kebesaran sesuatu yang kau miliki dalam hidup ini.'
laki-laki itu terdiam sejenak , kemudian berkata,' aku tidak yakin hal itu dapat kulakukan.'
ia lantas tertawa dan berkata,' dengan mendermakan semua harta ini, dapatkah aku mencapai sesuatu yang dalam pandanganmu sangat jelas dan aku dapat mengenal diri sendiri?'
ketika ia hendak pergi, aku memanggilnya dengan keras, 'ketika kau hendak pulang ke rumah dan merenungkan daftar yang telah kubuatkan, kau akan menemukan bahwa sebenarnya bukan aku yang memulai menuliskan daftar segala nikmat yang telah Allah berikan kepadamu.'
sejatinya sumber masalah ada dalam sikap, pikiran, jiwa, dan cara pandang kita terhadap kehidupan. apakah kita memandang kegelapan atau matahari cerah yang Allah perintahkan untuk menyinari kita. hihihi
semangat (^o^)/
Read More..